Tak seorangpun diantara kita melainkan akan mati. Semua kita pasti melewati “gapura” yang bernama sakaratul maut. Siapapun kita, pasti melalui detik-detik yang mendebarkan dan dahsyat itu. Demi Allah, kita pasti kelak merasakannya. Demi Allah, kita pasti direnggutnya. Penguasa, rakyat jelata, si kaya, si miskin bahkan siapa pun “mutlak” melewati pintu gerbang kematian.
BEBERAPA KISAH SEKARATUL MAUT OLEH ORANG-ORANG SHOLEH :
1. AMRU bin ‘ASH
Ketika menjelang sakaratul maut, Amru bin ‘Ash ditanya oleh anaknya yang bernama Abdullah, “Ayah, gambarkan kepadaku apa itu mati! Engkau kan guru paling jujur tentang kematian”.
Amru bin ‘Ash berkata:
“Anakku, ia (kematian) itu seolah-olah gunung berada di atas dadaku, dan aku seperti bernafas dalam jurang jarum”.
2. KA’AB AL-AHBAR
Diceritakan oleh Ibnu Rajab bahwa Ka’ab al-Ahbar ditanya
oleh Umar bin Khattab, “GAMBARKAN KEPADAKU APA ITU MATI!”
Ka’ab berkata: “Wahai amirul mukminin, MATI ibarat seorang yang dipukul dengan ranting kayu penuh duri. Semua duri dari kayu itu lalu tertancap di urat. Ketika ranting itu ditarik, maka seluruh urat daging di tubuhnya ikut terkelupas dan terlepas”.
3. ALI BIN ABI THALIB:
Diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Ali bin Abi Thalib berkata:
“Dunia berjalan ke belakang semakin jauh, sedangkan akherat berjalan ke depan semakin
dekat. Maka jadilah kalian anak-anak akherat dan jangan kalian menjadi anak-anak dunia.
Sesungguhnya hari ini adalah amal tanpa hisab (perhitungan), sedangkan besok (akherat)
adalah hisab tanpa amal”.
--RASULULLAH SAW--
Sekiranya ada orang yang dapat lolos dari KEMATIAN,
niscaya Rasulullah SAW lah yang paling berhak lolos.
Namun beliau pun tidak bisa menghindar.
Beliau merasakan kematian seperti halnya manusia lain.
Ketika menjelang kematiannya (sakaratul maut) Rasulullah SAW mengambil bajunya lalu ditutupkannya di wajahnya. Keringat membasahi tubuhnya. Dalam keadaan demikian,
beliau berdo’a begini:
“Ya Allah, bantu aku menghadapi sakaratul maut ini.”
(HR. Tirmidzi).
“Ya Allah, ringankan bagiku sakaratul maut ini. Tiada Tuhan selain Allah. Sesungguhnya kematian itu punya sakarat”
(HR. Bukhari).